Gong xi fat choi 2566
Aku terbang pulang ke kampung halaman tepat saat perayaan Imlek. Maksudnya sih, selain dapat murah, aku juga bisa langsung ngikuti perayaan Imleknya. So, setelah sedikit konsultasi dengan mami, aku beli penerbangan paling pagi dengan Lion Air.
Ga tahunya, pengalaman aku tuh kayak nano-nano, banyak rasanya.
Yang pertama, karena penerbangan paling pagi dan takut kalau naik Damri yang paling pagi pun ga kekejar, aku nginep di bandara. Aku udah beberapa kali sih nginep di bandara, biasanya di Terminal 2. Meskipun berisik sama pengumuman dan dingin (karena AC-nya sentral dan kenceng banget), tapi menurut aku sih di situ yang paling aman. Malam ini aku tidur di anjungan terminal 1. Ntar aku ceritain kisahnya.
Setelah makan malam spaghetti yang sedikit kebekep itu dan mencari tempat yang dipikir nyaman buat tidur, hujan pun turun. Semalaman tanpa henti hujan turun. Di situ aku bersyukur juga sih, seandainya aku pegi yang pagi-pagi buta, akan sangat merepotkan. Apalagi kalau ditambah hujan yang deres itu. Aku bersyukur aku nginep di bandara.
Namun, yang kedua aku sebagai seorang wanita yang meskipun berani tapi takut juga, ngerasa ga safe banget buat tidur di anjungan. Jadi kira-kira jam 3 subuh, tiba-tiba datang banyak rombongan cowok yang kemudian kongkow sambil ngerokok di tempat aku tidur. Emang tuh tempat buat umum sih, tapi ya aku deg-degan banget sebenernya. Apakah mereka liat ada cewek di situ? Apa mungkin mereka jadi punya niat jahat? Jeng jeng....Aku terus doa, semoga mereka ga mikir macem-macem. Doa terus biar mereka cepet selesai ngobrol dan pergi dari situ.
1 jam kemudian...
Keadaan sunyi senyap
Ternyata mereka masih di situ tapi mereka tidur
Ternyata juga ada beberapa orang lainnya di sekitar situ.
Aku aman, thx God
Dari kejadian itu, aku pikir sejauh ini terminal 2 yang paling aman (apalagi buat cewek aka perempuan aka wanita).
#Tips buat tidur di Bandara#
Kalau mau tidur di anjungan terminal 1 (baik a,b,atau c), pastikan bawa selimut, alas, dan bersama temen-temen.
Kalau sendirian, tidur aja di terminal 2. Di terminal 2 itu ada bangku-bangku item panjang yang bisa kamu jadiin tempat tidur. Itu jauh lebih baik daripada terminal 1. Tapi ingat, bawa selimut kalau ga tahan dingin. Atau bawa baju tebel lah.
Kalau terminal 3, belum pernah tidur di situ sih aku, kapan-kapan aku mau coba deh
#Info tentang hotel di bandara#
Ini bagi kamu yang punya uang dan ga mau susah, tidur di hotel bandara juga bisa kok. Ratenya Rp 400rb-an termasuk PPN. Mayan murah juga kan.
#Info tentang tempat istirahat di Terminal 1#
Kan kemaren aku baca berita kalau ada tempat nyaman, sofa dan ada wifi-nya juga. Ternyata setelah tanya di bagian informasi, tempat itu ada setelah kita check-in. Itupun dibatasi, ga boleh lama-lama ada di sana. Lagian, biasa counter buka check-in juga kan maksimal 3 jam sebelum keberangkatan.
Jadi menurut aku tempat ini kurang efektif karena ga menjawab kebutuhan penumpang buat tidur / nginep di bandara. Ga kayak di Changi Airport. Di sana disediakan sofa-sofa yang bisa buat selonjor kaki dan tidur di sana.
Tambahan pengalaman selama hari itu :
Jadi, sewaktu aku mau check-in, ternyata ada banyak orang yang ngantri ke Medan pesawat jam 6 pagi berangkat. Saat itu waktu sudah pukul 5.45 WIB. Ada 2 orang sih yang akhirnya aku biarkan duluan check-in, karena pesawatku kan jam 6.25 WIB. Tapi makin banyak tuh, yang ga ngantri akhirnya malah nyerobot.
Aku juga udah mepet dong waktunya. Apalagi aku denger kabar dari penumpang yang ke Medan, pesawat mereka delay.
Pesawatku sendiri, seharusnya berangkat jam 5.30 WIB, tapi juga kena delay sehingga berangkat jam 6.25 WIB. Ada bapak-bapak yang malah marah-marah. Ngantri kagak, apa kagak, langsung aja nyerobot.
Di ruang tunggu, aku kasihan juga liat 1 petugas Lion Air. Dia dikerubuti para penumpang yang kayaknya akan berangkat ke Medan. Mereka complaint kok penerbangan mereka belum juga. Dia sampai didorong-dorong dan disudutkan. Sampai ada satu bapak yang teriaknya kenceng bingits, padahal mereka kan ngomongnya udah berhadapan muka. Ga tuli ya tuh orang yang di dekatnya? Ga tahu gimana lagi jalan ceritanya, karena aku juga lagi ngantri karena udah disuruh ke pesawat.
Pas di pesawat :
Oya, aku cerita dulu ya sebelum sampe pesawat. Aku duduk di no 2A. Aku salah karena turun tangga, sambil nenteng 2 bawaan berat. (Satu tas ransel, satunya makanan, biar aku ga usah tarok di bagasi, biar ga lama nungguin bagasi). Emang ada tangga yang di depan pesawat tapi sama petugas di sana aku ga dikasih naik. Disuruh naik dari belakang. Kebayang dong, aku duduk di no 2A tapi harus dari belakang, ditambah lagi orang-orang kan pada sibuk ngurusi barangnya buat tarok di cabin dan mereka dari depan semua.
Akhirnya aku turun lagi dan aku bilang ke petugasnya, aku duduk di no 2A dan sampe sekarang belum bisa mencapai depan pesawat. Tadi di atas (sewaktu aku belum turun tangga), ga ada petugas juga yang mengarahkan. Akhirnya aku diperbolehkan naik dari depan pesawat. Ingat, ini aku sambil nenteng-nenteng dua barang gede ya
Pas nyampe di dalam pesawat bagian depan, ada pramugari baik banget bilang gini, "Ibu, keliatannya barang bawaan ibu berat banget ya. Mari saya bantu simpan. Ibu duduk dimana nanti akan saya kasih buktinya."
Aku seneng dong. Jadi, terus terang saat itu dompet aku masih ada di dalam ransel yang aku titipkan tersebut. Aku pikir tuh ransel ada di ruang pramugari.
Ga tahunya ya, ternyata tuh ransel dibawain dan dimasukkan ke bagasi. Alhasil aku jadi ketar-ketir. Ditambah lagi, aku pada akhirnya harus nunggu dan ngantri untuk dapetin bagasi aku sekitar 1 jam. Aseeeeeemmmm
#Jadi tips buat kamu yang mau barangnya tetap di cabin nih#
Jangan sekali-kali mau barangnya ditarok di tempat lain selain di cabin. Bilang saja "Tidak, terima kasih." kepada tuh pramugari dan tarok ransel atau tas kamu di cabin. Ingat juga, tanya yang jelas barang kamu tarok dimana.
Untungnya sih dompetku beserta isinya masih aman di tempat.
Oya, waktu nyampe di Palembang, ternyata banyak orang yang ada di bagian klaim barang hilang. Ternyata penumpang dari pesawat lain, kayaknya sih yang dari Batam, belum mendapatkan barang-barang mereka. Ada yang sampai marah-marah.
Biasanya perjalanan aku ke kampung halaman datar-datar aja. Kini berkat Lion Air, perjalananku dipenuhi warna. Ternyata itu jadi tajuk berita selama Imlek di berbagai televisi swasta. Bahkan di BBM beredar pesan kurang lebih seperti ini :
Mohon maaf atas keterlambatannya
Lion (singa) yang biasanya beroperasi
Sedang dipakai untuk pertunjukan barongsai
Di atas itu semua, aku bersyukur bisa berkumpul dengan keluarga...sekian laporan saya :D