Monday, October 3, 2016

Day 2 in Jogja - Berwisata Seharian di Kampung Wisata Tamansari dan Sekitarnya

Day 2
Mesjid bawah tanah
Tamansari
Kraton Jogja
Alun-alun Utara
Benteng Vredeberg
Taman Pintar
Malioboro
Sumber toko batik
Alun-alun Selatan
Panggung Krapyak


Ga tahu nih foto-fotonya ada dimana, udah kucari-cari tapi ga nemu. Nyesel juga kalau udah pegi tapi lama baru ditulisnya. Gini nih resikonya. Nanti kalau ada, aku tambahin deh. Lagi berharap jangan sampe foto-fotonya ada di hard disc ku yang rusak itu.

Jadi di hari kedua ini, aku pegi ke banyak tempat yang asyik punya. Yang pertama aku pergi ke Mesjid Bawah Tanah. Mesjid ini unik banget. Dari luar, kita cuma ngeliat atapnya doang, tapi sekali masuk ke dalam begitu menggoda pemandangannya, meskipun juga sedikit menakutkan. Eh ternyata pas banget ada yang lagi prewedd. Jadi di tengah-tengah mesjid ini, ada semacam panggung gitu. Mereka foto di tengah-tengahnya. Yang menarik, keseluruhan mesjid dibuat dari tanah liat / bebatuan.

Dari mesjid, aku ke Gereja Bawah Tanah. Unik banget kan? Di sini tidak terlalu banyak yang bisa dilihat, karena lebih menakutkan dari mesjid sebenarnya.

Sejalan dengan kedua tempat ini, aku menyusuri jalan menuju Taman Sari. Pas aku nyampe, si ganteng Christian Sugiono juga dateng. Kalau aja dia belum menikah, mungkin aku bakalan ngerasa dia jodohku kali yak, wkwkkwkkw

Taman Sari ini dulunya merupakan sebuah tempat pemandian, katanya sih para sultan jaman dulu suka mandi di sini. Bangunannya emang heboh. Di tengah-tengahnya ada kolam gede untuk mandi gitu, tapi sekarang cuma jadi kolam ga terawat. Tempatnya cukup luas nih, tapi menarik buat foto-foto. Kalau mau foto prewedd di sini juga oke banget.

Abis itu, aku menyusuri jalan yang berlawanan arah dengan yang tadi kudatangi, ternyata aku sampe di Keraton Jogja. Di sini, bagi yang ingin masuk keraton dan melihat-lihat, tidak diperkenankan menggunakan topi ataupun payung atau sesuatu yang menutupi kepala. Kenapa? Karena dianggap tidak sopan.

Tarif masuk Keraton berbeda antara turis domestik dan turis mancanegara.
Turis domestik : Rp 7000
Turis asing        : Rp 12.500
Pake kamera profesional, bayarannya ditambah Rp 1000
Keraton Yogyakarta hanya dibuka pukul 09.00 - 14.00 WIB

Lanjut dari keraton, aku temui banyak yang jual kaos Dagadu, baju tradisional Yogyakarta, dan juga suvenir lainnya. Setelah bertanya arah, aku pun jalan kaki ke alun-alun. Yang pertama, aku sampe di Alun-Alun Utara. Cuaca saat itu panas, jadi alun-alun ini terlihat gersang. Beli es kelapa pun ga enak, karena udah banyak yang cair esnya sehingga rasanya hambar, kelapanya pun udah alot kayak kakek-kakek saking tuanya, hehehhe

Akhirnya, aku lanjut aja jalan. Eh jalan-jalan malah tiba di Titik Nol. Di sana, aku menuju ke Benteng Vredeberg, dia berada di Jl. Jend A. Yani No. 6. Untuk masuk ke benteng ini, harganya lumayan murah lho.
Dewasa Rp 2000
Anak-anak Rp 1000

Apa yang bisa kita lakukan di sini? Ada banyakkk...
1. Pas pertama masuk, kita bisa langsung ke bioskopnya. Ada film-film lawas di sana. Ga usah bayar lagi, tinggal nikmati aja.
2. Melihat diorama bagaimana Indonesia merdeka. Di sebelah bioskop persis, yang ada itu diorama 2, jadi untuk melihat dari nomor satu, kalian harus ke kanan setelah masuk gerbang. Abis itu nyeberang untuk ke diorama 2. Nanti dari diorama 2, diarahkan kok ke diorama 3 dan 4-nya.
3. Kalian bisa main game juga di dalam gedung diorama itu. Jadi di sana disediakan komputer yang bisa ada game-nya, gamenya ga jauh-jauh dari kebudayaan dan perjuangan bangsa Indonesia.
4. Foto prewedd juga bagus di sini
5. Para mahasiswa kesenian juga ngelukis gedung-gedung waktu aku dateng ke sini. Lukisannya apik banget.
6. Ada perpusnya juga
7. Kamu bisa naik ke lantai duanya dan lihat bagaimana benteng-benteng ini dipagari. Oya, kita juga bisa lihat tempat tinggal para tentara dulu.

Dari Benteng Vredeberg, aku lanjut lagi ke Taman Pintar, jalan kaki aja karena cukup deket kok. Kalau kamu ingin mengedukasi anak, ini tempat yang tepat untuk memulai. Ada beberapa wahana yang dapat dipilih, sambil bermain sambil belajar.

Di Taman Pintar ini ada planetarium yang dipakai buat mengenal bintang dan planet-planet bahkan semesta. Ada pula cara mengenal rambu-rambu lalu lintas sedari dini dengan berkendara mobil kecil bagi sang buah hati. Ada pula pengenalan nama zat kimia, bahkan di tugunya pun tertulis sejarah nama-nama Presiden Indonesia.

Setiap tempat yang dikunjungi di Taman Pintar ini, ada yang harus berbayar ada yang tidak. Bayarannya pun bervariasi. Sekedar informasi, Taman Pintar tidak selalu dibuka, hanya sampai jam 5 sore. Jika ingin keterangan lebih lanjut silahkan hubungi Taman Pintar :
Alamat Jl. Panembahan Senopati No. 1 – 3 Yogyakarta
Email info@tamanpintar.com
Telp.0274-583-631
Website www.tamanpintar.com


Setelah ke Taman Pintar, saya meneruskan perjalanan ke Malioboro. Malioboro di siang hari berbeda dengan Malioboro di malam hari. Di siang hari, tidak begitu banyak pengunjung di sini, mungkin cuaca yang panas membuat orang malas. Namun, di sana ada Toko Sumber Batik lho.

Saat sore, aku sudah sampai ke Alun-alun Selatan. Di alun-alun ini, suasananya begitu berbeda dengan yang ada di Alun-alun Utara. Ada banyak kemeriahan di sini dan juga pengunjung. Ada banyak jajanan yang disediakan. Ada juga banyak hiburan lokal yang disediakan masyarkat lokal seperti bermobil dengan dikayuh. Mobilnya dipasang lampu-lampu hias yang menawan dengan berbagai bentuk. Ada yang dibentuk Hello Kitty, kebanyakan sih emang dibentuk karakter anak lainnya. Di setiap mobil, ada lagu yang diputar, ada dangdut ada pula lagu anak-anak bahkan lagu jaman dahulu.

Selain itu, ada pula yang hanya duduk-duduk sambil bercengkerama dengan orang terkasih. Di sekitaran juga ada banyak penjual makanan ringan dan berat, jadi sambil makan mereka bisa sambil ngobrol. Kadang ada yang mengadakan acara kebersamaan di sini. Alun-alun terlihat menawan saat senja terurai dan mulai digantikan malam.

Dari alun-alun, saya naik Trans Jogja kembali ke arah MT. Haryono, namun tidak tepat di situ sih, lebih tepatnya di Jl. Kh. Ali Maksum, Panggungharjo, Sewon, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188. Dari depan setelah berhenti, saya harus jalan sekitar kurang lebih 1/2 jam menuju panggung ini. Dan 1/2 jam lagi berjalan untuk sampai di penginapan saya.

Sesuatu yang di luar dugaan saya dapatkan. Perasaan saya begitu bergetar saat melihat panggung ini di malam hari. Rasa seram, takut, dan juga terpukau karena bangunannya yang menjulang tinggi. Panggung ini seolah-olah menutupi jalan yang ada di sampingnya. Berada di tengah-tengah jalan seakan untuk memperlihatkan dirinya yang besar itu.

Panggung ini ternyata dulunya merupakan panggung pertunjukan seni dengan panggung yang berada di atas ketinggian kurang lebih 5 meter. Di bawah panggung terdapat ruangan yang seperti penjara kalau dilihat malam hari.

Kelelahan berjalan, akhirnya saya kembali ke penginapan dengan niat langsung tidur agar punya tenaga untuk perjalanan keesokan harinya.

No comments:

Post a Comment